Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Remix Cash

Kisah Hidup dan Sejarah Sunan Giri Dalam Dakwah

Sunan Giri adalah keponakan dari Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim. Beliau juga turut serta berdakwah dan menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Bagaimanakah perannya dalam kemajuan peradaban Islam? Berikut ini kisahnya.
sunan giri


Biografi Sunan Giri

Sunan Giri memiliki nama asli Raden Paku atau Joko Samudro. Beliau lahir di Bumi Blambangan pada sekitar tahun 1442. Ayahnya bernama Maulana Ishaq yang merupakan saudara kandung dari Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik. Ibunya bernama Dewi Sekardadu yang merupakan putri dari penguasa Blambangan yang bernama Prabu Menak Sembuyu.

Saat kecil, Raden Paku dibuang ke laut oleh kakeknya. Beliau ditemukan dan dibesarkan oleh Nyai Ageng Pinatih. Ketika berusia tujuh tahun, Raden Paku dititipkan di padepokan Sunan Ampel yang merupakan saudara sepupunya. Raden Paku termasuk orang yang cerdas dan mudah menguasai apa yang dipelajarinya.

Asal Usul Sunan Giri

Tersebutlah suatu kisah di daerah Blambangan Banyuwangi. Pada saat itu kerajaan Blambangan dipimpin oleh Prabu Menak Sembuyu di akhir pemerintahan kerajaan Majapahit. Wilayah Blambangan terserang suatu wabah penyakit tak terkecuali putri Prabu Menak Sembuyu. Pengobatan dan pemberantasan wabah telah dilakukan namun tidak juga berhasil. Prabu Menak Sembuyu kemudian mengadakan sebuah sayembara, bagi siapa saja yang berhasil menyembuhkan penyakit putrinya yaitu Dewi Sekardadu, jika dia laki-laki akan dinikahkan dengan putrinya, dan jika dia perempuan akan diangkat menjadi saudara.

Tidak ada orang yang mampu memenangkan sayembara tersebut, hingga suatu saat Prabu Menak Sembuyu mendengar ada satu Syekh yang bernama Maulana Ishaq yang disebut-sebut memiliki kemampuan untuk bisa menyembuhkan putrinya. Pergilah Sang Prabu menemui Syekh. Maulana Ishaq menyetujui untuk mengobati putrinya dengan syarat mereka mau memeluk agama islam.

Dewi Sekardadu berhasil disembuhkan dan kemudian dinikahkan dengan Maulana Ishaq. Namun agaknya Prabu Menak Sembuyu tidak terlalu berkenan dengan misi dakwah Maulana Ishaq. Dalam kondisi Dewi Sekardadu hamil tujuh bulan, Maulana Ishaq diusir dan kembali ke negeranya. Anak mereka yang lahir kemudian dibuang ke laut dan ditemukan oleh Nyai Ageng Pinatih. Begitulah kisah hidup Raden Said semasa kecil hingga beliau diasuh dan kemudian dikenalkan pada keluarga Sunan Ampel.

Perjalanan Dakwah Sunan Giri

Sebagai orang yang mempelajari ilmu agama, menimba ilmu ibaratnya seperti sebuah candu yang ingin dan terus dilakukan. Sunan Giri menyelesaikan pelajaran di pedepokan Sunan Ampel, untuk kemudian melanjutkan di Pasai tempat ayahnya berada dan kemudian ke Mekkah sembari melakukan ibadah haji. Dengan ilmu agama yang dikuasainya, Sunan Giri diperintah ayahnya untuk kembali ke tanah Jawa dan berdakwah.

Sunan Giri diperintahkan untuk melakukan dakwah di daerah Gresik tempat ibu angkatnya berada. Beliau mendirikan pesantren sebagai pusat dakwah dan mendidik santri penerusnya. Sunan Giri juga sempat melakukan dakwah di tanah kelahirannya. Mengetahui bahwa cucu yang telah dibuangnya masih hidup, Prabu Menak Sembuyu sangat bahagia dan tidak menghalanginya melakukan dakwah. Inilah sebabnya, Islam bisa tumbuh subur di Bumi Blambangan.

Berbekal kecerdasan dan kemampuan strategi yang kuat, Sunan Giri merupakan orang yang bisa dikatakan unggul dalam bidang politik. Dengan kemampuannya tersebut, Sunan Giri bisa menaklukkan kerajaan Majapahit sehingga mereka memberinya keleluasaan dalam berdakwah. Sunan Giri berkecimpung dalam politik kerajaan. Beliau merupakan ahli bernegosiasi dan merupakan orang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Hal tersebutlah yang membuatnya dikenal dan diakui oleh orang-orang Majapahit.

Dakwah yang dilakukan Sunan Giri mendapatkan respon yang luar biasa. Berkat kemampuannya bernegosiasi, dalam waktu dekat beliau mampu mengislamkan banyak orang. Itulah sebabnya mengapa Sunan Giri disebut sebagai salah satu yang paling berpengaruh.

Post a Comment for "Kisah Hidup dan Sejarah Sunan Giri Dalam Dakwah"