Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Remix Cash

Sejarah Teuku Umar dan Kisah Peperangan yang Dialaminya

Membahas kisah-kisah pahlawan kemerdekaan memang tiada habisnya. Cerita kepahlawanan dan heroik mereka bahkan mampu menginspirasi dan meningkatkan kembali rasa nasionalis yang sudah mulai pudar belakangan ini. Teuku Umar, tersebutlah satu lelaki muda dengan semangat membara dan pikiran cerdas yang sempat membuat penjajah Belanda merasa terusik. Bagaimana kisah kepahlawanan Teuku Umar melawan bengisnya penjajah?
teuku umar



Biografi Teuku Umar

Ayahnya seorang Eleebalang atau kepala pemerintahan yang menikahi adik raja Meulaboh, Teuku Umar lahir pada tahun 1852 di Meulaboh Aceh Barat. Beliau memiliki lima saudara yaitu dua perempuan dan tiga laki-laki. Teuku Umar terkenal pemberani sejak kecil. Beliau tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Namun otaknya yang cerdas dan pemikiran yang kuat, membuat Teuku Umar menonjol di antara kawan-kawan sebayanya.

Teuku Umar memiliki tiga orang istri yaitu istri pertama adalah Nyak Sofiah, anak Uleebalang Glumpang, istri kedua adalah Nyak Malighai, Putri panglima Sagi dan istri terakhirnya adalah Cut Nyak Dhien, janda salah seorang tokoh perang Aceh, Teuku Ibrahim Lamnga, yang juga puteri pamannya Teuku Nanta Setia.

Kiprah Teuku Umar Dalam Peperangan

Teuku Umar merupakan tokoh perang dengan akal yang cukup cerdik dan pintar dalam mengelabui musuh. Beberapa kali beliau menjalankan taktik menyerah pada Belanda. Taktik ini sebenarnya hanyalah akal-akalan dari Teuku Umar. Beliau berpura-pura bekerja sama dengan Belanda dengan tujuan agar dapat mengumpulkan dan mencuri persenjataan yang dimiliki oleh Belanda.

Taktik menyerah ini pertama kali beliau lakukan pada tahun 1883. Teuku Umar masuk ke dalam dinas militer Belanda. Belanda yang menganggap bahwa Teuku Umar sudah benar-benar setia kepada mereka, ternyata juga memiliki tujuan yaitu untuk bisa merebut hati rakyat Aceh. Belanda menyadari bahwa Teuku Umar termasuk orang yang cukup berpengaruh di Aceh.

Pada tahun 1884, Teuku Umar mendapatkan tugas dari Belanda untuk menyelamatkan Kapal Nicero yang disandera oleh raja Teunom. Teuku Umar dibekali 32 orang tentara Belanda dan beberapa panglima. Ke 32 tentara Belanda dibunuh dan dibuang ke tengah laut oleh Teuku Umar. Kemudian lalu membagikan senjata hasil rampasan kepada rakyat Aceh. Sejak saat itu, Teuku Umar kembali pada rakyat Aceh dan berjuang bersama mereka.

Perang Aceh yang cukup lama dan panjang membuat rakyat sangat sengsara. Mereka tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal. Banyak pekerjaan yang terbengkalai dan penindasan penjajah semakin kejam. Oleh sebab itu, Teuku Umar kembali melancarkan jurus dan tipu muslihat menipu Belanda kembali.

Teuku Umar menyerah kepada Belanda pada September 1893. Karena pendalaman dan penghayatannya demi menipu musuh, banyak orang yang percaya sepenuhnya bahwa Teuku Umar benar-benar telah berkhianat. Bahkan istrinya sendiri, Cut Nyak Dhien, tidak bisa melihat bahwa hal ini hanya sebuah akting. Belanda yang girang karena kembalinya Teuku Umar, memberinya gelar kehormatan yaitu Teuku Johan Pahlawan Panglima Besar Nederland.

Dibalik itu semua, Teuku Umar merencanakan muslihat yang lebih besar. Perang-perang yang beliau lakukan sebenarnya hanya drama yang dibalik itu sedang dilakukan untuk mengatur strategi bersama tokoh Aceh. Tindakan pemerasannya terhadap rakyat Aceh hanya dilakukan pada Uleebalang yang kejam terhadap rakyat. Hingga pada 30 maret 1896, Teuku Umar membawa kabur sejumlah besar senjata, amunisi dan uang Belanda.

Belanda yang marah besar oleh tipu muslihat Teuku Umar ini, kemudian mengirimkan pasukan yang jauh lebih besar untuk menangkap beliau. Dalam suatu pertempuran yang tidak bisa dielakkan, Teuku Umar gugur dengan sebuah peluru yang menembus dadanya pada tanggal 11 februari 1899. Sebuah perjuangan yang sangat keras dan panjang demi sebuah kemerdekaan.

Perjuangan Teuku Umar tidak berhenti disitu. Setelah dimakamkan di Mesjid Kampung Mugo di Hulu Sungai Meulaboh, Cut Nyak Dhien melanjutkan perjuangan suaminya. Beliau berdiri mengangkat senjata dan berjuang melawan Belanda.

Post a Comment for "Sejarah Teuku Umar dan Kisah Peperangan yang Dialaminya"