Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Remix Cash

Sejarah Imam Bonjol, Ulama Berkarakter Dalam Perang Padri

Tuanku Imam Bonjol, begitu sebutan untuk pahlawan perang yang membaktikan jiwa dan raganya dalam upaya melawan penjajah. Perang Padri adalah perang yang dipimpin oleh Imam Bonjol. Perang ini berlangsung dalam waktu yang sangat lama yaitu antara tahun 1803 – 1837 atau sekitar 34 tahun. Perang yang bermula dari perang antar kaum ini berubah menjadi perang antara rakyat Indonesia dengan penjajah Belanda. Berikut ini kisah singkatnya.
tuanku imam bonjol


Biografi Imam Bonjol

Imam Bonjol lahir di Bonjol Pasaman Sumatera Barat pada sekitar tahun 1772. Nama aslinya adalah Muhammad Shahab. Ayahnya bernama Bayanuddin Shahab dan ibunya bernama Hamatun. Ayah Imam Bonjol merupakan seorang ulama agama Islam yang berasal dari Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota. Tuanku Imam Bonjol bukanlah orang Minahasa asli. Tuanku Imam Bonjol merupakan ulama dan guru yang menjunjung nilai dan tauhid agama Islam. Beliau memiliki cita-cita bahwa syariat islam akan dapat diterapkan dalam bermasyarakat.

Perang Padri tahun 1803-1837

Perang ini sesungguhnya bisa dikatakan sebagai perang saudara. Kejadiannya bermula dari pertentangan kaum adat dan kaum padri yang turut menyeret serta Tuanku Imam Bonjol sebagai salah seorang alim ulama. Kaum padri yang pada saat itu ingin mengembalikan syariat agama islam yang telah banyak diselewengkan. Perjudian, laga ayam, penyalahgunaan dadah, minuman keras dan tembakau kian marak dipergunakan. Kemerosotan mental dan moral semakin menjadi-jadi.

Pertentangan ini pun berbuntut pada perselisihan kecil yang terjadi di sana-sini hingga menjadi perang besar. Imam Bonjol yang pada saat itu didaulat menjadi salah satu pimpinan kaum padri pun juga mulai mengambil sikap. Kaum adat yang merasa terpojok dan kekurangan massa mencoba mencari bala bantuan dari Belanda. Tuanku Imam Bonjol dan pasukannya semakin menguat hingga menyudutkan kaum adat. Belanda yang mencoba menengahi mengajak Imam Bonjol untuk menandatangani perjanjian yang kemudian dikenal dengan perjanjian Masang.

Meskipun telah ada perjanjian antara Tuanku Imam Bonjol dan Belanda, namun peperangan masih terjadi di sana-sini. Korban berjatuhan semakin banyak. Belanda yang pada saat itu masih berkonsentrasi pada perang Diponegoro merasa kewalahan. Hingga perang Diponegoro usai, Belanda mulai memusatkan pasukannya untuk memberantas pasukan Imam Bonjol.

Pasukan Imam Bonjol semakin kuat dan teguh dalam melawan Belanda. Meskipun sempat dikuasai oleh Belanda, pasukan Imam Bonjol bisa merebut lagi daerahnya. Banyak perjanjian yang ditawarkan oleh Belanda namun ditolak oleh Tuanku Imam Bonjol karena beliau merasa curiga dengan tipu dan muslihat dari tentara Belanda.

Bisa dikatakan, Perang Padri yang terjadi pada tahun 1803-1821 merupakan perang antara kaum padri dan kaum adat. Selama kurun waktu tersebut, banyak menjatuhkan korban jiwa di kedua kaum. Namun pada tahun 1833, perang berubah antara gabungan kaum adat dan kaum padri melawan penjajah belanda. Semua pihak yang awal mulanya saling berperang, kini mereka bersatu padu dalam melawan penjajah. Hal ini dikarenakan masyarakat Minangkabau menyadari bahwa kehadiran Belanda di tengah-tengah perseteruan mereka merupakan pilihan yang buruk.

Kerugian demi kerugian diwarnai kekalahan dan penindasan yang dilakukan bangsa Belanda, membuat masyarakat kaum adat dan kaum padri bersatu padu mengusir penjajah. Penyesalan yang terjadi antara kedua belah pihak semakin menguatkan dan menambah semangat dalam melawan Belanda. Pasukan bantuan untuk Belanda semakin berdatangan dan hal ini semakin memperkuat pengepungan Belanda terhadap pasukan Tuanku Imam Bonjol.

Hingga pada akhirnya, Tuanku Imam Bonjol menyerah pada oktober 1837. Peristiwa ini menandai berakhirnya perang padri yang telah berlangsung puluhan tahun. Meskipun pihak Imam Bonjol mengalami kekalahan, namun perang tersebut merupakan semangat perjuangan rakyat yang tidak pernah luntur. Dan pemerintah mengapresiasi Tuanku Imam Bonjol dengan memberinya gelar pahlawan nasional.

Post a Comment for "Sejarah Imam Bonjol, Ulama Berkarakter Dalam Perang Padri"